GM atau General Motors Indonesia merupakan sebuah perusahaan otomotif multinasional yang memiliki markas Renaissance yang berada di Detroit, Michigan, Amerika Serikat.
Baca Juga: Cara Merawat Vario 150 dan Rincian Biaya Servisnya di Bengkel Resmi
Perusahaan ini bertugas untuk mendesain, membuat, memasarkan, hingga mendistribusikan kendaraan serta suku cadang kendaraan. Selain itu bertujuan untuk memberikan layanan jasa pembiayaan. Perusahaan otomotif ini sudah memproduksi banyak kendaraan.
Meskipun sudah tergeser dengan perkembangan zaman dan semakin banyak muncul dealer Indonesia, namun GM pernah menjadi perusahaan otomotif yang sangat besar pada masanya.
General Motors telah memproduksi kendaraan di 37 negara dalam Sembilan merk ternama, diantaranya adalah Chevrolet, Buick, GMC, Cadillac, GMSV, Wuling, Baojun, Jle Fang, serta Ravon.
Sebelum masa kemerdekaan perusahaan cukup menjadikan industri mobil Indonesia sangat besar. Perindustrian kendaraan di Indonesia memiliki sejarah panjang, dimulai dari General Motors yang saat itu mendirikan pabrik perakitan Chevrolet di Tanjung Priok pada tahun 1920.
Namun, sangat disayangkan merk legendaries tersebut harus berjuang menghadapi perkembangan zaman. Pabrik mobil Chevrolet di Tanjung Priok itu awalnya hanya merakit beberapa sub assembly saja, kemudian menjadi mobil utuh.
Dari sini GM merancang mobil-mobil ternama pada masanya, sebelum akhirnya mulai meredup tergerus oleh zaman. Dalam perkembangan berikutnya General Motors Corporation mengalami kepailitan.
Pada tahun 2009 General Motors Company LLC (“GM baru”) yang menjadi Motors Liquidation Company. Perusahaan tersebut kemudian mengakuisisi aset mayoritas lama, termasuk merk “General Motors.”
Selain beberapa merk kendaraan ternama, perusahaan ini juga memiliki 20% saham di iMM dan 77% saham di General Motors Daewoo. Kemudian pada 1 April 2020 General Motors resmi menghentikan penjualannya,
Mengenal GM atau General Motors Indonesia
Menjadi perusahaan otomotif yang berdiri sebelum kemerdekaan, menjadikan General Motors menjadi bagian sejarah perkembangan otomotif di Indonesia. Sebelum berdiri pabrik, semua kendaraan di Indonesia didatangkan utuh luar negeri (Completely Build Up/CBU).
Mobil-mobil yang didatangkan utuh dari luar negeri mayoritas memiliki merk-merk legendaris Eropa dan Amerika, dengan spesifikasi mesin pembakaran dalam. Kesuksesan GM ini kemudian diikuti oleh sejumlah importer lainnya.
Pada tahun 1928 Fuchs & Rens merakit serta menjual mobil Packard, Chrysler, De Soto, Plymouth, Renault, dan Truk Fargo. Dengan beberapa produk dunia ini, Fuchs & Rens berhasil melebarkan sayap pada tahun 1950 an dengan merakit serta menjual mobil Mercedes-Benz yang hingga kini masih eksis.
Sempat di Akuisisi Oleh Astra
Perjalanan GM tidak selamanya mulus, pada masa agresi militer Jepang, bisnis perusahaan sempat terganggu. Pada tahun 1941—1945 Jepang melancarkan Perang Pasifik yang dimulai pada tanggal 7 Desember 1941.
Serangan tersebut mengakibatkan pengeboman kapal-kapal perang di Pangkalan Angkatan laut Amerika Serikat terbesar di Pasifik yaitu Pearl Harbor, Hawaii. Dari pangkalan Amerika Serikat ini, Jepang kemudian bergerak ke Selatan dan Tenggara termasuk Indonesia.
Perang tersebut memberikan dampak kepada bisnis otomotif di Indonesia, terutama General Motors. Sehingga pada tahun 1969, pemerintah Indonesia merilis aturan pembuatan mobil dari luar negeri harus mendirikan Agen Tunggal Pemegang Merek (ATPM) jika perusahaan ingin memasarkan produknya.
Di tahun tersebut juga mulai berdirinya Udatimex yaitu pemegang merk Holden dari Australia, serta Astra Internasional yang didirikan oleh Millian Suryadjaja.
Astra mengawali karirnya dengan menyuntikkan dana ke pabrik eks General Motors yang telah diakuisisi pemerintah serta namanya diganti menjadi Gaja Motor (Gaya Motor). Produk pertamanya adalah truk Chevrolet dan selanjutnya Toyota.
Seiring berkembangnya waktu, mobil gaya Amerika Serikat ini kian pudar, mobil Amerika ini hanya mampu bertahan sampai tahun 1960 an dan kemudian surut hingga menghilang pada tahun 1970 an.
Berhenti Menjual Produk Mobil Pada Tahun 2020
Setelah tahun 1970 an produksi GM digantikan dengan produk otomotif dari Jepang, beberapa merk ternama diantaranya adalah Toyota, Nissan, Mazda, Suzuki, Subaru, dan tentunya Honda. Sebelum benar-benar mati, General Motors akhirnya dapat mengeluarkan beberapa produk di Indonesia.
Perusahaan kemudian membangun satu pabrik di Bekasi, Jawa Barat pada tahun 1995 serta memproduksi Opel Blazer dan Chevrolet Blazer. Produk ini kemudian laku keras, namun masa keemasan ini tidak berlangsung lama.
Setelah berhasil menjual Blazer sebanyak 3.500 unit pada tahun 1997, 2001 mulai mengalami penyusutan. Pada tahun 2005 pabrik di Bekasi sempat mati suri, kemudian tahun 2013 GM fokus pada produksi Spin, namun hanya mampu bertahan hingga 2015 saja.
Pada perkembangan berikutnya, tepat di bulan Oktober 2019 perusahaan memutuskan untuk mundur serta menghentikan penjualan per 1 April 2020 akibat tidak menemukan potensi bisnis di dalam negeri.
GM Indonesia resmi dinyatakan pamit dari dunia otomotif, namun tetap pada komitmennya yang tetap akan melayani purna jual konsumen. Merk ini kemudian menjadi merek kedua Amerika Serikat setelah Ford yang sudah memutuskan keluar lebih awal pada tahun 2016.
Keputusan untuk menghentikan penjualan ini diambil setelah melalui pertimbangan menyeluruh dari berbagai rencana bisnis yang memungkinkan perusahaan di masa depan.
GM di Indonesia hanya menjual kendaraan bermerek Chevrolet, ada empat model yang ditawarkan yaitu hatchback Spark, Crossover Trax, SUV Trailblazer, serta pikap Colorado.
Dengan berhentinya produksi dari perusahan legendaris ini, membuat sejumlah perusahaan otomotif lainnya mulai berkembang dan mendominasi pasar otomotif di tanah air. Beberapa merek terkenal yang kemudian mendominasi salah satunya adalah Honda.
Berbagai Produk GM General Motors


Sebelum akhirnya berhenti beroperasi di Indonesia, beberapa produk unggulan yang mampu mendominasi pasar. Sejak 1910 an bisnis mobil di Indonesia sudah berlari dan berkembang pesat.
Perusahaan importir mobil seperti NV Velodrome, Verwey & Lugard, JA Berkhemer, dan Fuchs & Rens pada medio tersebut tumbuh pesat di Jakarta, Surabaya, Bandung, Semarang, Yogyakarta, dan Medan.
Sebelum adanya pabrik, semua mobil di Indonesia didatangkan utuh dari luar negeri mayoritas memiliki merek legendaries Eropa dan Amerika dengan spesifikasi mesin pembakaran dalam. Berikut ini adalah beberapa produk dari General Motors.
- Albion
- Berliet
- British Daimler
- Buick
- Cadillac
- Charron.
- Chevrolet
- Darracq
- Delaunay Belleville
- Fiat
- Ford
- Mercedes
- Minervette
- Oldsmobile
- Orient
- Oryx
- Panhard Levassor
- Renault
- Reo
- Spyker.
Kemudian juga muncul model mobil dengan mesin uap yaitu Serpollet, Locomobile, dan White Steam car, serta mobil dengan motor listrik De Dion Bouton. GM juga menjual Chevrolet, Pontiac, Cadillac, dan buick.
Namun, untuk Cadillac dan Buick diimpor langsung secara utuh dari Amerika Serikat. Beberapa kendaraan ini menjadi primadona masyarakat pada masanya, dan mendominasi jalanan besar di Indonesia.
Dengan bodi yang elegan pada masanya, membuat jalanan besar menjadi megah dan berwarna. Indonesia yang saat itu masih didominasi oleh bangsa barat menjadikan GM semakin banyak diminati oleh konsumennya.
Tahun 1910 an Hindia Belanda (Indonesia) berhasil mengembangkan bisnis otomotif. Dengan berbagai jenis kendaraan bermerek Eropa. Persaingan pasar otomotif semakin menjadi, sehingga para perusahaan otomotif harus selalu memberikan inovasi dan pembaruan.
Berbagai fitur menarik selalu dikembangkan sesuai dengan kebutuhan dan permintaan konsumen. GM yang sempat menjadi kerajaan otomotif pada tahun 1910 an menjadi redup karena sepi peminat.
Perusahaan ini semakin meredup dan akhirnya harus menutup gerainya di Indonesia. Perusahaan ini harus bangkrut karena kalah bersaing dengan industri otomotif Jepang dan Korea Selatan.
Perusahaan otomotif Jepang dan Korea Selatan ini mampu memproduksi jutaan unit setiap tahunnya, sehingga membuat perusahaan General Motors harus bangkrut dan kembali ke Amerika Serikat.
Namun, mundurnya perusahaan ini dari dunia otomotif tetap membuat komitmen untuk tetap memberikan pelayanan purna jual kepada pengguna mobil Chevrolet di Indonesia meskipun sudah tidak akan menjual produknya lagi.
Dan terhitung pada akhir Maret 2020 Direktur Komunikasi Chevrolet Yuniadi Haksono menyatakan bahwa pihaknya sudah berhitung dan layanan tersebut sudah masuk ke hitungan tersebut. Dengan komitmen ini konsumen tidak perlu khawatir dengan ditutupnya pabrik Chevrolet.
Untuk membuat komitmen ini tetap berjalan semestinya, terdapat 26 Chevrolet yang sudah tersebar ke seluruh Indonesia. Selain itu, perusahaan ini juga memastikan akan menghargai seluruh garansi kendaraan dan memberikan layanan serta dukungan purna jual.
Selain itu, perusahaan ini juga tetap menyatakan kepada pelanggan, bahwa pelanggan tetap mendapatkan layanan perawatan dan perbaikan kendaraan Chevrolet yang dimiliki outlet resmi yang sudah tersebar di seluruh wilayah Indonesia.
Baca Juga: Tips Mudah dan Sederhana Merawat Vespa Matic Agar Tetap Awet
Kini, perusahaan ini telah menjadi pabrik otomotif bersejarah yang berhasil mendominasi jalanan besar Indonesia. Berakhirnya perusahaan di Indonesia, GM kembali berjaya di Amerika Serikat.