Harga pertalite naik beberapa hari terakhir pada bulan april 2022 ini sudah banyak disyaratkan khususnya oleh tiga menteri. Di antaranya Menko Marves Luhut Binsar Panjaitan, Menko ESDM Arifin Tasrif dan Menko Perekonomian Airlangga Hartarto.
Baca Juga:Â Beberapa Masalah AC Mobil yang Sering Dirasakan Penumpang
Harga Pertalite sendiri di semua daerah di Indonesia yang tercantum dalam laman resmi Mypertamina adalah sama yaitu Rp 7.650. Harga tersebut merupakan penetapan harga dari pemerintah yang ditetapkan di seluruh provinsi di Indonesia termasuk Sumatera hingga Papua.
Sementara harga Pertamax dan Pertamax turbo berbeda-beda setelah mengalami kenaikan yang dikeluarkan pemerintah sebelumnya. Seperti diketahui Pertamax telah mengalami kenaikan dan pemerintah juga mengisyaratkan kenaikan Pertalite hingga gas LPG.
Rencana Pertalite Naik Dari Pemerintah
Setelah sebelumnya beberapa kali menggaungkan rencana mengenai harga bahan bakar minyak seperti solar subsidi sampai LPG 3 kg dan Pertalite naik. Rencana tersebut digadang-gadang menjadi salah satu skenario yang dibuat oleh pemerintah untuk merespon lonjakan harga minyak mentah dunia.
Serta mengurangi beban lonjakan yang dibebankan kepada negara, mengingat sampai saat ini Pertalite dan gas LPG 3 kg merupakan subsidi yang dibebankan kepada pemerintah. Walaupun pada saat ini masyarakat sedang melakukan perjalanan mudik lebaran setelah 2 tahun tertunda karena pandemi.
Menteri ESDM Arifin Tasrif mengatakan dalam keterangan resmi kementerian ESDM bahwa saat ini memang pemerintah sedang melakukan evaluasi mengenai harga Pertalite naik. Namun menurut Arifin pemerintah tidak akan secara drastis membebankan kepada masyarakat.
Menurut saat ini kementerian ESDM sedang melakukan fokus utama untuk memastikan ketersediaan pasokan energi menjelang Idul Fitri. Arifin juga menambahkan bahwa evaluasi yang dilakukan seperti melakukan validasi data kependudukan yang ada di dalam DTKS.
Menurutnya pengawasan langsung serta sanksi harus ditegakkan agar tidak terjadi penyalahgunaan energi yang disubsidi oleh pemerintah. Tujuannya agar alokasi subsidi tepat sasaran dan daya beli masyarakat yang berhak untuk menerima subsidi tetap terjaga.
Kebutuhan Pertalite Naik Karena Idul Fitri


Bisa dikatakan kenaikan harga Pertamax memang dilakukan ketika bulan Ramadhan menjelang Idul Fitri. Termasuk kenaikan harga BBM pertalite naik, pertamax naik sampai gas elpiji juga dikabarkan akan naik harga.
Sebelumnya walaupun mendapatkan penolakan keras dari mahasiswa dan berbagai elemen masyarakat pemerintah tetap menaikkan harga Pertamax. Dari semula harga Pertamax Rp 9.000 sampai Rp 9.400 per liter sekarang menjadi Rp 12.500 sampai Rp 13.000 per liter.
Seiring dengan bergeraknya mudik di beberapa wilayah bermunculan juga laporan bahwa di beberapa SPBU Pertalite mengalami keterbatasan stok. Banyak yang menyebutkan bahwa kelangkaan stok tersebut merupakan manuver pemerintah untuk menetapkan kenaikan harga Pertalite.
Namun kelangkaan Pertalite disebut juga karena banyak masyarakat yang beralih konsumsi dari pertama menjadi Pertalite. Setelah kenaikan harga Pertamax yang cukup signifikan diberikan atau ditetapkan oleh pemerintah.
Namun sejumlah SPBU melaporkan bahwa pengiriman Pertalite berkurang semenjak harga Pertamax mengalami kenaikan. Hal ini kemudian menjadi kecurigaan masyarakat mengenai rencana pemerintah untuk membuat harga Pertalite naik, khususnya menjelang Idul Fitri.
Pernyataan Menteri Terkait Harga Pertalite Naik
Sebelumnya Menko Marves Luhut Binsar Panjaitan memberikan statement mengenai harga naik sekitar bulan April, Juli, September secara bertahap. Kemudian tak lama setelah statement yang diberikan tersebut Pertamax mengalami kenaikan disusul gejolak sosial masyarakat.
Luhut juga memberikan pernyataan mengenai harga-harga apa saja yang akan mengalami kenaikan. Diantaranya seperti Pertamax, Pertalite dan gas LPG 3 kg, Luhut juga menambahkan bahwa pemerintah akan melakukan perhitungan yang cermat.
Hal tersebut dilakukan sebelum menaikkan harga-harga dari BBM tersebut. Pemerintah juga akan melakukan sosialisasi mengenai rencana kenaikan harga namun sampai saat ini belum ada kejelasan mengenai sosialisasi tersebut.
Selain Menko Marves, Menko Bidang Perekonomian Airlangga Hartanto juga menyinggung soal harga pertalite naik. Erlangga menyatakan bahwa pemerintah sedang melakukan kajian mengenai rencana kenaikan harga BBM Pertalite.
Menteri ESDM Arifin Tasrif juga memberikan pernyataan mengenai kenaikan minyak dalam pasar global yang berakibat pada kenaikan BBM. Menurutnya harga minyak dunia yang mengalami kenaikan diakibatkan oleh terjadinya konflik geopolitik antara Rusia dan Ukraina.
Arifin mengatakan bahwa setidaknya ada beberapa langkah strategi yang bisa dilakukan pemerintah untuk menghadapi kenaikan minyak dunia. Diantaranya bisa dilakukan dalam jangka pendek, menengah serta panjang seperti yang diungkapkan Arifin dalam rapat kerja bersama komisi VII DPR RI.
Strategi jangka pendek direncanakan untuk menerapkan kembali tarif penyesuaian untuk golongan pelanggan listrik non subsidi PLN. Kemudian strategi jangka pendek juga bisa dengan merencanakan kenaikan harga gas elpiji 3 kg dengan perubahan formula gas tersebut.
Sementara untuk strategi menengah serta panjang pemerintah bisa melakukan penyesuaian harga Pertalite dan solar. Harga Pertalite naik berhubungan dengan harga minyak dunia yang melambung tinggi saat ini, sehingga bisa mengatasi permasalahan yang dihadapi oleh pemerintah.
Dampak Harga Pertalite Naik


Banyak ekonom yang mengatakan bahwa jika Pertalite naik maka kemungkinan akan mengakibatkan terjadinya inflasi. Berbeda dengan penerapan kenaikan harga Pertamax sebelumnya yang tidak mempengaruhi inflasi. Simak berikut ini beberapa dampak kenaikan Pertalite.
-
Terjadinya Inflasi
Pertalite dan Gas LPG merupakan kebutuhan utama masyarakat kelas menengah ke bawah. Berbeda dengan Pertamax yang digunakan oleh orang yang mampu membayar, sehingga dampak inflasinya tidak terasa.
Tingkat inflasi yang ideal sendiri berada pada kira-kira antara 0 sampai 3 persen. Sementara angka inflasi Indonesia berada pada angka 2,6 persen pada bulan Maret 2022 berbanding dengan Maret 2021.
Namun apabila kemudian terjadi kenaikan harga-harga seperti Pertalite naik, gas LPG naik, solar serta tarif listrik yang dibutuhkan oleh rumah tangga serta industri. Kemungkinan besar perkiraan angka inflasi akan meningkat sampai menjadi 4 persen bahkan lebih.
-
Harga Barang Naik
Kemudian jika harga-harga tersebut naik secara umum akan dipastikan harga barang juga akan mengalami kenaikan. Karena kenaikan harga komoditas tersebut akan langsung mempengaruhi semua lapisan masyarakat.
-
Pelemahan Rupiah
Selain harga barang naik kemudian akan merembet pada bidang lain seperti pelemahan mata uang rupiah. Selanjutnya pertumbuhan ekonomi juga akan mengalami kendala atau bahkan mengalami perhentian dan menjadi lebih lambat.
-
Timbul Gejolak Sosial
Jika Pertalite naik kemungkinan akan terjadi gejolak sosial dalam masyarakat, juga dikhawatirkan akan terjadi dimana-mana. Pemerintah seharusnya memperhatikan gejolak sosial tersebut karena harga yang akan dinaikkan merupakan kebutuhan pokok masyarakat.
Gejolak yang terjadi di masyarakat akan sangat merugikan bila sampai terjadi kerusakan. Kemudian nantinya akan berdampak pada negara Indonesia dimata dunia karena saat ini pemberitaan sudah sangat mudah tersebar.
Penolakan Harga Pertalite Naik
Penolakan harga pertalite naik tentunya datang dari berbagai kalangan masyarakat, mahasiswa sampai DPR. Komisi VII DPR RI mengatakan bahwa rencana pemerintah untuk menaikkan harga BBM pertalite saat ini bukan waktu yang tepat.
Wakil ketua komisi VII DPR RI Eddy Soeparno mengatakan bahwa masyarakat saat ini belum pulih ekonominya setelah terjadi pandemi. Masyarakat bawah masih mengalami tekanan terutama dari aspek pendapatan sebagai imbas dari lapangan pekerjaan yang sulit karena pandemi.
Namun menurut Eddy jika pemerintah mengimbangi kenaikan harga BBM dan LPG 3 kg dengan BLT langsung yang bijak. Serta penyaluran subsidi langsung atau BLT yang tepat sasaran kenaikan tersebut bisa dilakukan.
Yayasan lembaga konsumen Indonesia atau YLKI juga menyatakan penolakan terhadap rencana harga listrik gas LPG 3 kg serta Pertalite naik. Ketika harga-harga tersebut mengalami kenaikan dinilai hanya akan memberikan teror ekonomi kepada masyarakat yang diberikan oleh negara.
Menurut pengurus harian YLKI Agus Suyatno mengatakan bahwa rencana pemerintah untuk menaikkan tarif dasar kebutuhan pokok masyarakat harus ditolak. Selain menjadi teror ekonomi kenaikan tersebut juga bukan pada waktu yang tepat.
Karena kenaikan jika direalisasikan akan mengakibatkan jebolnya benteng pertahanan ekonomi dari rumah tangga masyarakat. Apalagi saat ini masyarakat sedang menghadapi ancaman dari berbagai permasalahan ekonomi lain.
Menurut Agus salah satu contohnya seperti permasalahan meroketnya harga minyak goreng, gas LPG non subsidi, Pertamax hingga bahan pangan. Agus juga menekankan bahwa pemerintah seharusnya bisa mencari jalan keluar terbaik untuk menghadapi kenaikan harga komoditas energi di pasar global.
Baca Juga:Â Kelebihan All New HRV Dibandingkan Mobil Keluaran Baru Lain
Sementara demo yang dilakukan oleh mahasiswa juga masih bergejolak di beberapa daerah digawangi oleh BEM serta komunitas lainnya. Walaupun masih wacana namun harga Pertalite naik sudah memberikan dampak yang luar biasa kepada masyarakat.